Postingan

Lanturan #6: Menutup diri, Salahkah?

Gambar
Lanturan #6 (Rabu, 7 Juni 2023)  Semma  Kita semua punya alasan tersendiri untuk membuka diri pada dunia. Distimulasi oleh latar belakang yang berbeda-beda, dieskalasi oleh dorongan batin yang bervariasi.  Beberapa orang didorong oleh rasa ingin tahu, penasaran, dan ambisi yang begitu besar. Hingga terlihat dapat dengan mudah mengejar, dan mendapatkan eksistensi di setiap tongkrongan. Menarik semua atensi dalam semua kondisi.  Tak sedikit juga yang menjadi budak keadaan, terjebak dalam kondisi mau tak mau, yah harus mau. Mereka yang tak punya pilihan selain memasang topeng terbaik, meski sangat terasa bahwa sisi-sisi tajam topeng yang mereka pasang di wajah, sedikit demi sedikit menggerus hati dan jiwa, membuat keduanya aus, menipis, dan terluka.  Tak jarang pula, topeng yang mereka kira sudah yang terbaik, ternyata adalah topeng terburuk di lingkaran tersebut. Sayang sekali, padahal sudah effort  agar tidak terlihat aneh, malah effort tersebut yang membuat mereka jadi an

Lanturan #5: Mencari Aku

Gambar
Lanturan #5 (Rabu, 3 Mei 2023)  Semma Ada di mana aku sekarang? Aku sendiri pun tak tahu. Sudah kucari di mana-mana, mulai dari rangkaian diksi yang katanya mengandung adiksi, hingga angan yang rumornya dapat menerbangkan kita ke mana saja dengan angin.  Kosong, itulah yang kurasakan. Aneh juga pikirku, bagaimana hampa dapat menimbulkan sakit yang lebih parah dari luka.  Hilang, dalam labirin hati yang telah kutelusuri sepanjang hidup. Di tengah liku rasa yang sudah kujalani sejak dulu. Diriku masih saja hilang, tak dapat kutemukan di mana pun.  Tersesat, dalam pencarian atas diri sendiri, ironisnya aku malah tersesat. Dalam gelap malam yang menolak bertemu fajar, serta kelam langitnya yang mengasingkan diri dari bintang-bintang.  Sendiri, menjadi teman paling setia hingga saat ini. Setidaknya dengannya, aku bebas menertawai sepi, lepas berteriak dalam sunyi. Tak perlu lagi kupusingkan apa yang akan orang pikirkan, apa yang akan orang katakan.  Senyap, mungkin saat ini hany

Lanturan #4: Semoga Semua Bertambah Buruk

Gambar
Lanturan #4 (Selasa, 2 Mei 2023)  Semma Aku berdoa agar semuanya bertambah buruk. Sebab jika membaik, aku akan kembali berharap.  Dengan itu, aku tak perlu lagi takut untuk jatuh. Karena sejak awal, aku memang sudah berada di bawah.  Pun jika takdir sebegitu inginnya mengerjaiku dengan membuatku tertimpa tangga, aku akan siap.  Sebab terperosok sebenarnya bukanlah sesuatu semengerikan itu. Karena jatuh dan tertimpa tangga adalah hal wajar yang telah terjadi sejak zaman nenek moyang. Namun, yang membuatnya begitu menyeramkan, justru adalah harapan kita untuk bisa terbang.

Lanturan #3: Angan

Gambar
Lanturan #3. Senin 3 Mei 2023  Semma  Aku rindu malam, dengan kerlap-kerlip kota sebagai dekorasinya. Tenggelam dalam keangkuhan artifisial, yang telah diatur sedemikian rupa agar aku terjebak selamanya.  Di sanalah kenang bermuara, mencapai tenang yang perlahan mengendap di sudut hati. Mengikhlaskan menang yang terasa tak mungkin, tapi terus bersembunyi di sela mimpi.  Saat itulah harapan tumbuh kembali. Begitu subur seakan tak pernah terkubur sebelumnya. Dan di tengah gejolak yang tak mampu lagi terelak, aku akhirnya lebur. Bersama malam, dengan kerlap-kerlip kota sebagai dekorasinya.

Lanturan #2: Andai

Gambar
Lanturan #2 (Kairo. Jumat, 21 April 2023) Semma Aku ingin ada di sana, menghirup baumu yang menyenangkan sekaligus menenangkan. Terbakar dalam perasaan yang apinya kau sulut, dan baranya kujaga agar tetap berkobar.  Lalu biarkan hujan itu datang meredakan. Ia yang rintiknya jatuh dari pelupuk mata, membasahi pipi sebelum akhirnya meredam panas rindu. Mencegah kita dari berakhir menjadi debu dan abu. Sisanya, biarlah alam bekerja dengan sendirinya. Menyusupkan hangat dalam pelukan kita yang semakin erat, menyisipkan tentram di tautan hati yang semakin rekat.  Tak perlu lagi dialog, diam pun sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Dalam tatap itu, di balik senyum itu, kita telah sepakat untuk tenggelam satu sama lain. Aku padamu, kau padaku, dan kita pada kita. 

Lanturan #1: Kita Hanya Manusia

Gambar
Lanturan #1 (Kairo. Senin, 17 April 2023) Semma Ketika sebuah masalah datang menghampiri, diriku seringkali dipenuhi dengan ekspektasi-ekspektasi terkait terselesaikannya masalah tersebut.  Misalnya saat gagal melakukan sesuatu, aku selalu membayangkan bagaimana jika hal tersebut berhasil. Ketika tertimpa musibah, di kepalaku hanya ada bayangan bagaimana agar dapat segera keluar dari kondisi itu.  Tanpa sadar, kebiasaan tersebut membuatku menjadi pribadi yang buru-buru. Ingin semuanya lekas selesai, mau cepat-cepat keluar dari keadaan yang tidak mengenakkan.  Namun, tentu saja, dunia tidak selalu berjalan sesuai keinginan. Problematika hidup yang makin lama makin rumit membawaku pada peristiwa-peristiwa yang tak dapat kukendalikan sepenuhnya.  Aku dipaksa menunggu, melihat alam bekerja dengan caranya sendiri. Bisa kau bayangkan betapa tersiksanya aku saat itu, hasrat menggebu-gebu yang dipaksa redup oleh jalan buntu. Tidak dapat melakukan apa-apa menjadi begitu menyebalkan,

Hitam yang Takut Putih

Gambar
Dunia sekarang terpecah belah akibat dikotomi yang takut berkontradiksi. Hitam yang tak ingin bertemu putih. Kanan yang bermusuhan dengan kiri.  Keseimbangan pun hilang, fanatisme tanpa diskursus membuat kita buta dengan pilihan masing-masing. Yang memilih hitam akan tenggelam dalam kegelapan, sementara yang berpihak pada putih akan dibuat silau dan tersesat di oleh cahaya.  Kita membenci paradoks yang kita buat sendiri. Menolak salah karena takut kebenaran diri terungkap, merasa benar di atas tumpukan kesalahan.  Lalu apakah jalan yang kita pilih salah? Apakah pemikiran yang kita arungi sesat? Tidak juga. Sebab setiap pemikiran pasti membawa hikmah dengan jalannya masing-masing. Namun egoisme yang terus diberi makan serta dialektika yang dibiarkan kelaparan, membuat kita menjadi makhluk yang terlalu kepedean. Berjalan dengan pikiran yang tereskalasi, sementara moral terus terdekadensi.